Ada suatu masa di negeri ini, dimana DIALOG antar pemimpin umat beragama adalah hal yg biasa.
Ulama Islam, Pendeta Kristen, Romo Katholik, atau pemuka agama lainnya bisa duduk berjam-jam dalam satu ruangan.
Yg berlogat betawi, berdialek Indonesia timur, atau yg bermata sipit, semua menghirup udara yg sama untuk membicarakan isi kitab yg berbeda.
Mereka berbincang tentang keyakinan yg kadang banyak serupanya, atau soal konsep Ketuhanan dan Kenabian yg berbeda, tapi semuanya adalah tentang Tuhan yg sama.
Mereka kadang tegas dalam pendirian, tapi merekapun cair dalam rasa saling penghormatan.
Kadang berseling tepuk dan tawa karena pernyataan satu sama lain yg saling mempertanyakan kebenaran agama lawannya, untuk kemudian mengangguk-angguk ketika memahami penjelasan dr yg lainnya.
Dulu, dalam sebuah forum yg diisi 160 Pendeta, Habib Rizieq Syihab dan 2 orang mubaligh yg menjadi pembawa acara, serta diikuti oleh ratusan peserta yg tekun menyimak, seorang Pendeta wanita tersipu geli tapi tetap penuh rasa ingin tahu menanyakan mengapa Islam mengajarkan umatnya menyembah 'batu', bulan dan matahari?
Dengan santai Habib Rizieq Syihab menjawab dan menjelaskan semuanya.
Pun ketika Pendeta lainnya menanyakan soal kelakuan Laskar FPI yg terkesan pongah dan liar saat melakukan penertiban lokasi2 perjudian dan tempat2 hiburan malam, Habib Rizieq menuturkan dengan panjang alasan2 di baliknya tanpa merasa terpojok, dan bahkan ia menertawakan nasibnya sendiri.
Di panggung acara lintas agama lainnya, ketika seorang Bapak Pendeta mempertanyakan soal maksud Habib Rizieq mengatakan KAFIR dan tentang konsep Ketuhanan Islam & Kristen yg berbeda, tak ada ketegangan atau pertentangan yg saling menjatuhkan di antara mereka.
Dialog2 itu seolah menjadi penentram hati bagi yg menyaksikan dan mendengarnya.
Seusainya, sebagian penonton ada yg berpikir lebih dalam tentang keyakinannya, pun ada yg menganggap dialog itu cuma sebagai selingan belaka.
Tak ada kesimpulan yg memaksa.
INI KUMPULAN VIDEONYA
TAPI ITU DULU.
Dulu ketika para pemuka agama itu hanya membicarakan soal terjadinya kasus2 penistaan agama level bawah macam Lia Aminuddin, Lesson of God, atau Mushadeq.
Para penista yg menjadi bahan diskusi itu bukan siapa2, karena mereka hanyalah penista yg terhukum tanpa kedigdayaan dan hampa dari berbagai kekuatan penting di baliknya.
Para pelaku kasus penghinaan agama itu, hanyalah manusia biasa yg suatu waktu bersikap terlalu jumawa kepada agama Allah.
Para pelaku penista itu dahulu, bukanlah Aktor Politik yg memiliki Agenda Besar di belakangnya.
KINI KEADAAN SUDAH TERBALIK.
Ada SATU Noktah yg digotong oleh Segolongan Kekuatan Besar, menghancurkan Kerukunan yg sudah bertahun-tahun menyatu.
Ada satu Penista di ibunya kota-kota, tapi akibatnya telah memecah suku-suku hingga ke pelosok barat, timur, selatan dan utara.
ESOK, salah satu ULAMA akan bersaksi dalam Sidang Sang Penista.
HABIB RIZIEQ SYIHAB bukan hendak berdialog dengan kawan2 lintas agamanya lagi, tapi dia akan bersaksi atas dinodainya sebuah kepercayaan umat yg Hakiki.
Ia bukan lagi bersantai dan bergurau menjawab pertanyaan, tapi harus mengungkap sebuah kebenaran.
Betapa peliknya Kasus Penodaan yg muncul dari balik bungkus sebuah Agenda Skenario Penguasaan, yg telah membuat hampir seluruh negeri dihinggapi rasa kecurigaan.
*Semoga Allah segera menyelesaikan semuanya, dan kembali lagi rasa kerukunan itu.
Semoga diutuhkan kembali persatuan dari kami, manusia2 Indonesia yg kekuatan akarnya adalah saling melindungi di dalam kemanusiaan,
dan sejarah panjangnya adalah saling mengobati dalam derita penjajahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar